23 Jan 2016.
Hari ini gempar tentang berita kemalangan di Mafraq sehingga mengakibatkan tiga orang akhowat dipanggil menghadap Ilahi. Cuti semester jadi suram bila ada berita tak diingini. Tuhan lebih tahu. Hari ini semua orang berbicara soal kematian. Yang meninggal itu sebaya, 21 tahun. Terasa dekat. Walau tak pernah kenal, walau nama mereka hanya didengari setelah mereka tiada lagi.
Sejenak rasa indah bila semua orang saling mengingatkan kepada kematian. Tiada hari ini di muka buku perihal jodoh. Atau perihal dunia. Semua berbicara soal kematian. Kematian yang pasti tiba.
Mati muda. Mungkin sebahagian dari impian. Tapi aku sangat takut jika ia datang tanpa petanda, seperti ber-illah-kan sebuah kemalangan, atau apa-apa kematian mengejut, aku sungguh-sungguh minta dijauhkan. Pantaskah? Atau seharusnya aku fokus berdoa mengemis Husnul Khatimah, tanpa perlu merisaukan illah apa pun yang mendatang. Ya, itu nampak lebih menyeluruh.
Adapun kita semua yang pelupa ini, bila didatangi berita kematian khususnya orang-orang yang bukan terdekat, seminit dua kita akan bersedih dan cuba mengambil pelajaran, sebelum kemudian meneruskan rutin kita kembali sebagai pemuda yang lupa tujuan sebenar kehidupannya.
Payahnya. Sumpah payah.
Nak menjadi orang paling bijak; mengingati pertemuan dengan Tuhan pada setiap detik kehidupan. Menulis ini sahaja aku rasa hipokrit. Hampir mustahil dalam fikiranku. Susah apa senang sebenarnya untuk capai Husnul Khatimah? Satu sudut membentangkan dosa dan hutangku dengan Allah yang menggunung, satu sudut pula Dia bilang rahmatNya selalu terbuka luas untuk sesiapa yang memohon keampunan.
Kebelakangan ini aku rasa aku sombong dengan Tuhan.
Saat tiba nafas di hujung hela
Mata tinggi tak sanggup bicara
Mulut terkunci tanpa suara
Bila tiba saat berganti dunia
Alam yang sangat jauh berbeda
Siapkah kita menjawab semua pertanyaan
Bila nafas akhir berhenti sudah
Jantung hatipun tak berdaya
Hanya menangis tanpa suara
Mati tak bisa untuk kau hindari
Tak mungkin bisa engkau lari
Ajalmu pasti menghampiri
Mati tinggal menunggu saat nanti
Kemana kita bisa lari
Kita pastikan mengalami.. mati..
Ungu- Bila Tiba
Semoga Tuhan terus sudi memperingatkan.
Wassalam, Musirrah.
No comments:
Post a Comment